Monday, December 31, 2012

Multimedia Roundup 2012

Dalam beberapa jam, kita akan menyambut tahun baru 2013. Sambil menunggu countdown, mari kita melakukan kilas balik mengenai foto-foto dan video yang mencuri perhatian kita di tahun 2012. 

 
The eye of the baitball
Terancam oleh pemangsa, beberapa kelompok ikan, berkumpul dan membentuk formasi bola untuk melindungi diri mereka. Di Laut Cortez, Meksiko, fotografer satwa liar Cristóbal Serrano mengabadikan burung kormoran (Phalacrocorax) yang lapar seraya dia mendekati bola ikan yang meliuk-liuk. Foto ini merupakan juara kedua di Veolia Environment Wildlife Photographer of the Year tahun 2012.

Fitting in

Film pendek Making of the Fittest: Natural Selection and Adaptation menceritakan kisah visual dan evolusioner tentang bagaimana tikus berbulu terang di New Mexico beradaptasi untuk hidup melawan kegelapan, latar-belakang hangus dari aliran lava kuno. Spoiler Alert!: Mereka dengan cepat mengembangkan bulu yang lebih gelap untuk menghindari pemangsa visual, seperti burung elang. Film ini memenangkan The Scientist's Labby Multimedia Contest, pilihan juri dalam video, dan peneliti di balik film itu berharap kisah si tikus akan menginspirasikan penonton untuk belajar lebih banyak tentang proses evolusioner. 



 
Rainbow barrier

Penghalang darah otak memainkan peran besar dalam mengatur aktivitas saraf dan penyakit di otak. Tapi dalam mikrograf confocal dengan kedalaman berwarna, itu juga menangkap imajinasi. Seri kompilasi dari foto-foto z-plane yang dikumpulkan oleh Jennifer Peters dan Michael Taylor dari Rumah Sakit Penelitian Anak St. Jude di Memphis, Tennessee, ini menunjukkan penghalang darah otak dari embrio zebrafish (ikan belang), diwarnai oleh kedalaman untuk kilasan yang secara visual menarik dan informatif dari struktur anatominya. "[Fotonya] tidak hanya menangkap keindahan alam, tapi juga relevan secara topik dan biomedis," peneliti Peters memberitahukan The Small World Photomicrography Competition, yang diselenggarakan oleh perusahaan kamera Nikon. Foto itu memenangkan hadiah utama tahun ini.

Spotted

Kucing kecil bertotol—oncilla—mungkin mendapatkan namanya tidak hanya karena totol-totol seperti leopard di bulunya, tapi dari fakta bahwa kucing pemalu dan nocturnal ini sangat jarang bertotol. Difoto dengan jebakan kamera, foto langka dari kucing di Taman Nasional Madidi, Bolivia—sebuah hotspot untuk keragaman hayati—mendapatkan hadiah terbesar di kompetisi foto jebakan kamera BBC Wildlife di kategori penemuan baru. Jebakannya, diatur oleh peneliti Wildlife Conservation Society scientists, Guido Ayala, Maria Viscarra dan Robert Wallace, adalah jebakan pertama yang berhasil memotret kilasan oncilla sebesar kucing rumahan di taman, tapi sejarah kehidupan dan angka populasinya masih menjadi misteri. 


Indestructible Invertebrates

Tardigrades, atau beruang air, adalah mainan lucu dari dunia mikroskopis yang menghabiskan hari-harinya dengan santai berjalan di antara rumpun dan lumut lezat. Tapi jangan tertipu oleh sikap lemah lembut mereka: mereka juga hampir tidak bisa dimusnahkan, mampu bertahan melawan kelaparan, dehidrasi, kebekuan, dan kekurangan oksigen. Setelah para peneliti meluncurkan mereka ke luar angkasa pada tahun 2007, hanya untuk menghidupkan mereka kembali di Bumi, ahli biologi Nicole Ottawa dan fotografer Oliver Meckes terinspirasi untuk menciptakan potret mikroba perkasa ini. Setelah menyusun pengambilan gambar beruang air, melapisi beruang mati dengan emas atau platina, dan menempatkan mereka di antara potongan-potongan lumut, para peneliti memindai elektron mikrograf yang memenangkan pilihan juri untuk foto di Labby Multimedia Contest The Scientist tahun 2012.

Colored vision

Para peneliti dan mahasiswa telah menggunakan warna mata lalat buah sebagai sebuah alat untuk memahami genetika selama bertahun-tahun. Sekarang, mokrograf confocal berwarna dari sistem visual lalat buah (Drosophila melanogaster) membantu para peneliti membedah perkembangan biologi. Setengah jalan menuju perkembangan kepompong, peneliti Howard Hughes Medical Institute, W. Ryan Williams, menangkap proses perkembangan retina (emas), akson fotoreseptor (biru), dan otak (hijau), pada pembesaran 15,000 kali. Foto ini memperoleh tempat keempat di The Small World Photomicrography Competition 2012.


Bubble-jetting emperors
Di ujung Laut Ross, Antartika, Paul Nicklen bersnorkel dalam gelap, air beku di dekat sebuah lubang es, menunggu kembalinya ratusan pinguin kaisar dari perburuannya—dan penantian dinginnya terbalaskan. Seraya pinguin menyerbu ke atas menuju cahaya, dalam sungai cepat yang saling silang, mengobarkan gelembung di belakang mereka, jari-jari beku Nicklen berjalan melalui instink untuk menjepret pemandangan ini, yang menjadi juara umum Veolia Environment Wildlife Photographer of the Year tahun 2012. "Itu merupakan pemandangan fantastis saat ratusan dari mereka meluncurkan diri mereka sendiri ke permukaan dan ke atas es di atas saya," Nicklen, fotografer Kanada, memberitahu Natural History Museum London, yang menjadi tuan rumah kontes fotografi. Itu adalah pemandangan, dia menambahkan, yang tidak akan pernah dia lupakan.


Star of the membrane show

Dengan diameter berukuran 40 µm saja,  vesikel buatan berbentuk bintang yang terbuat dari bilayer lipid tunggal mengambil pilihan pembaca untuk foto di Labby Multimedia Contest The Scientist di tahun 2012. Ahli biofisika membran, Luis Bagatolli dari University of Southern Denmark, yang menggunakan vesikel buatan seperti itu untuk mempelajari membran sel, menciptakan foto dan liposome itu. "Kami berusaha untuk mencari tahu jika Anda bisa mengkorelasikan struktur dari sebuah membran dengan komposisi tersebut dan akhirnya fungsinya," kata Bagatolli. Liposome tertentu ini terdiri dari kolesterol, glycerophospholipid POPC, dan kristal lipid kaya ceramide, yang membantu membentuk bentuk bintangnya.

Itulah keindahan alam yang berhasil ditangkap oleh multimedia di sepanjang tahun 2012. 

Sumber: The Scientist




Thursday, December 27, 2012

[TUTORIAL] Cara Membuat Animated Swirls

 












Siapa sih yang ga pernah ngeliat animated swirls yang biasa ada di pembuka acara-acara di TV atau film? Siapa sih yang ga pengen bikin animated swirls kayak gitu? Nah, catatan gue kali ini akan ngebahas tutorial pembuatan animated swirls melalui Adobe Illustrator dan Adobe After Effects. Ternyata nggak sesulit bayangan kita kok. Bring on the swirls!

1. BUAT SWIRL DI ILLUSTRATOR
Kita mulai di Adobe Illustrator untuk mendesain elemen swirlnya. Buat dokumen baru, namain aja "Swirls" dengan ukuran 720x540 pixel, terus set color modenya ke RGB. Klik OK, terus dengan menggunakan Pen tool, buat batang utama untuk sisi kiri desain kalian. Lalu pindah ke Spiral tool untuk menggambar swirl atau liukannya di sebelah kanan. Dengan menggunakan Direct Selection tool, pilih point terakhir di sebelah kanan dari path Pen tool dan point terakhir di sebelah kiri dari path swirlnya, terus klik Object>Path>Join untuk membuat path tunggal.

 
2. SESUAIKAN FILL; TAMBAH LAYER & STROKE
Dengan path yang masih diselect, lihat ke Toolbox atau Color panel, klik ikon Fill lalu ikon None untuk menghapus fill putih default, meninggalkan hanya stroke hitam 1-point (View>Show Transparency Grid bisa membantu mengkonfirmasi jika ini sudah terlaksana). Di panel Layers, klik Layer 1 dua kali, namai "Stem", dan klik OK. Lalu klik ikon Create New Layer, namai layer baru itu "Branch 1", dan gunakan Spiral tool untuk menggambar swirl lain muncul dari batang, seperti yang telah ditunjukkan di atas.

 

3. TAMBAH LAYERS & STROKE
Lanjutkan langkah yang sama (layer baru, gambar liukan batang baru, cek fillnya None) untuk semua cabang yang kalian inginkan dari batang utama. Pastikan cabangnya berawal dari batang seakurat mungkin. Di sini gue udah bikin 4 cabang. Simpan dokumen kalian dengan nama Swirls.ai untuk saat ini, lalu klik Window>Brush Libraries>Default Brushes, dan pilih Basic RGB.


4. TAMBAH STROKE BRUSH, SESUAIKAN LEBARNYA
Dengan Selection tool, pilih semua elemen batang dan cabang, dan klik grafis brush kedua di panel Basic RGB untuk menerapkan style itu. Di panel Stroke, sesuaikan Stroke Weight supaya mendapat efek yang diinginkan (1,5 pt di contoh ini). Simpan file ini sekali lagi, lalu pindah ke After Effects.

 

5. BUAT MASTER COMPOSITION, IMPORT SWIRL
Klik ikon Create a New Composition di bawah panel Project, namai "Little Swirls," lalu set menjadi NTSC D1 Square Pixel (720x540) supaya konsisten. Set panjangnya menjadi sekitar 8 detik, terus klik OK. Sekarang klik dua kali panel Project untuk memunculkan dialog Import File, temukan Swirls.ai, pilih Import As Composition - Cropped Layers, dan klik Open. Klik dua kali komposisi Swirls baru di panel Project agar terbuka. Klik Composition>Background Color dan pilih putih supaya kalian bisa melihat elemen swirlnya.

 
6. EDIT FILE ASLI DI ILLUSTRATOR
Percaya atau nggak, kalian udah menyelesaikan bagian paling sulit dari project ini, dan secara nggak sadar udah bikin path animasi yang akan "mengungkapkan" strokenya dengan sempurna. Pilih layer batang utama di Timeline, lalu tekan Ctrl+E (Mac: Command+E) untuk mengedit file aslinya kembali di Illustrator. Begitu sampe di Illustrator, pilih View>Outline, ini cara kita menginginkan After Effects untuk melihat bentuk path kita, karena kita akan mengcopy dan paste pathnya. Meskipun kita punya custom brush, kemungkinan besar hal ini nggak akan berhasil. Jadi... 



7. HAPUS STROKES; COPY & PASTE
Tekan Ctrl+A (Mac: Command+A) untuk Select All semua garis, lalu di Color panel, klik ikon Stroke, dan klik ikon None untuk menghapus stroke brush. Selama kita nggak menyimpan dokumen ini, stroke brush kita nggak akan terpengaruh. Sekarang pilih layer Stem saja, dan tekan Ctrl+C (Mac: Command+C) untuk mengcopy path ke memory. Pindah ke After Effects, dan dengan layer Stem tetap dipilih, tekan Ctrl+V (Mac: Command+V) untuk mempaste path sebagai mask shape di layer. Klik dua kali di sisi kanan path di panel Composition dan tarik supaya bisa diluruskan dengan stroke brush. Tekan Enter kalo kalian udah selesai. 


8. ULANGI SEMUA PROSESNYA
Sekarang pindah lagi ke Illustrator dan lakukan semua prosesnya untuk stroke yang tersisa: pilih satu dari path di panel Layers, copy, pindah ke After Effects, pilih layer yang sesuai, paste pathnya sebagai mask, lalu atur posisinya kalo perlu. Kalo semua path udah dicopy dan paste, pindah lagi ke Illustrator, tutup filenya, dan jangan simpan perubahan (jangan save the changes).

9. TAMBAH EFEK STROKE; SESUAIKAN
Mulai dengan batang, kita bisa membuat satu teknik animasi yang bisa digunakan kembali di layer lain. Pilih layer Batang lalu klik Effect>Generate>Stroke; stroke putih akan muncul di layer. Di panel Effect Controls, kalian bisa melihat Mask 1 diselect bersamaan dengan path diberi stroke. Sesuaikan Brush Size dan Brush Hardness sampai garis hitam aslinya tersembunyi; di kasus gue, stroke 6 pixel dan hardness 100% bisa menyembunyikan garis hitam itu dengan baik.

10. ANIMASIKAN STROKE
Sekarang, tarik ke value terakhir dan kalian bisa melihat batang kalian tergambar ke depan dan belakang dengan baik. Kan, udah gue bilang gampang? Yang harus kalian lakukan sekarang hanya menganimasikan value End sampai selesai. Pada detik 0, klik Stopwatchnya untuk menset sebuah keyframe untuk value End pada 0%, jalankan Timeline 2 detik, dan set value End ke 100%. Lalu klik kanan (Mac: Ctrl+klik) keyframe kedua dan pilih Keyframe Assistant>Easy Ease In. Kalian akan melihat bahwa garisnya menghapus sendiri kali ini, tapi itu akan berubah di langkah selanjutnya. Catatan: tergantung dari cara kalian membuat bentuknya, kalian mungkin perlu menganimasikan point Start. 


11. SET MASK
Keren kan? Tapi masih ada satu langkah lagi. Kalo kalian pilih Composition>Background Color dan set warnanya jadi biru, kalian bisa lihat yang kita lakukan cuma menggunakan stroke putih untuk menyembunyikan/menampilkan stroke hitam - yang sebenarnya nggak bener kalo kalian mau mengkomposisikan swirls ini dengan background yang berbeda. Kembali di panel Effects Controls, set Paint Style ke Reveal Original Image - voila! Animasi kalian sekarang seharusnya menggambar garisnya, bukannya menghapus garisnya. 


12. COPY & PASTE EFFECT; SESUAIKAN TIMING
Sekarang, efek stroke yang sama, termasuk keyframe, bisa digunakan kembali untuk cabang-cabangnya. Di panel Effect Controls, pilih nama efek stroke di atasnya lalu copy. Di detik 0 di Timeline, pilih layer cabangnya lalu paste. Sekarang, klik dan tarik keyframenya di Timeline untuk menyesuaikan timing untuk masing-masing cabang, jadi mereka mulai muncul tepat setelah batangnya lewat, dan animasi swirl kalian selesai! 


13. KOMPOSISIKAN BACKGROUND; GANTI WARNA
Sekarang pindah ke komposisi awal yang kalian buat di langkah 5. Import gambar background bertekstur, seperti yang satu ini dari iStockphoto.com (#3855804), tarik ke Timeline pada detik 0, lalu sesuaikan ukurannya. Lalu tarik komposisi animasi Swirls kalian di atasnya, dan duplicate, sesuaikan ukuran, posisi dan arahnya. Sekarang, di Effect>Generate>Fill, ubah warnanya ke putih, dan set layer Blend Mode di Timeline menjadi Overlay. Ulangi langkah ini untuk masing-masing layer komposisi Swirls di Timeline.

 
PHOTO CREDIT: ©ISTOCKPHOTO/BULENT INCE

14. ADJUSTMENT LAYER; GLOW
Di detik 0, pilih Layer>New>Adjustment Layer, lalu Effect>Color Correction>Tritone. Di panel Effect Controls, ubah swatch Highlights menjadi agak putih, dan swatch Midtones ke jingga. Sekarang pilih Effect>Stylize>Glow, dan set Glow Threshold menjadi 100% (eksperimen aja dengan setting berdasarkan background yang kalian pakai). Tekan 0 di keypad untuk RAM Preview terakhir, dan vector Swirls sederhana kalian dari Illustrator terlihat benar-benar berbeda sekarang, belum lagi path masing-masingnya pada dasarnya self-animated!

 

Kalo ada request tutorial tentang motion graphic, animasi, desain web, atau yang berhubungan dengan multimedia, silahkan komentar. Enjoy! 

Sumber: Layers Magazine

Monday, December 24, 2012

Tren Desain Web 2013

Desain grafis dan multimedia adalah sebuah lapangan yang terus berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan tren dan masyarakat. Desainer harus selalu mengikuti dan mempersiapkan diri untuk mengubah tren. Emang sulit sih buat memprediksi tren desain, tapi ada beberapa prediksi dari berbagai web tentang tren desain web untuk tahun 2013, di antaranya:


Tren #1: Desain yang Responsif 
Dengan perkembangan teknologi, yang semakin lama semakin mudah dibawa-bawa, sebuah web harus mudah dibuka di berbagai jenis media. Dengan adanya desain web yang responsif, para desainer tidak perlu membuat layout baru untuk perangkat yang berbeda. Satu desain harus dapat bekerja dengan baik di berbagai perangkat. 



Tren #2: Parallax Scrolling
Sebuah tren lain untuk website interaktif adalah parallax scrolling, yaitu ketika elemen pada situs dapat discroll di baris yang berbeda untuk menciptakan gerakan dan efek 3D. Scrolling semacam ini dapat menarik perhatian pengunjung dan lebih menghibur daripada situs yang isinya cuma teks dengan scrolling satu arah sederhana.

Contoh website dengan parallax scrolling:
How Drug Treatment Works

Anna Safroncik

 Tren #3: Desain Tipografi yang Unik
Desainer tidak akan menulis teks dengan cara polos dan lama, desainer mungkin menggunakan cara-cara yang lebih menarik untuk menyajikan informasi. Website tidak lagi akan dibatasi dengan penggunaan jenis dan ukuran font yang biasa, dan akan mengadopsi tipografi yang didesain secara unik. Tipografi yang indah memiliki peluang untuk meningkatkan penampilan website sehingga tampak lebih menarik di browser. 
Tipografi oleh Nick Slater


Tren #4: Button yang Besar
Sejak "sentuh & tekan" semakin terkenal setiap harinya, kita bisa benar-benar mengharapkan tren dari button yang besar dalam tahun mendatang. Pada awalnya, dan button yang besar digunakan hanya untuk memperindah penampilan web, namun pada 2013 button besar akan menjadi kebutuhan.

Button yang besar pasti akan membuat menekan/menyentuh jauh lebih mudah tapi tren ini memang memiliki kekurangan, yaitu tombol besar pasti akan memerlukan lebih banyak grafis yang akan menghasil website yang lebih lambat.

Desainer harus menemukan jalan keluar lain atau tren ini tidak akan bertahan lama.



Tren #5: Latar Belakang Sehalaman Penuh
Umumnya, latar belakang sebuah website dirancang sedemikian rupa agar pengunjung dapat lebih fokus pada konten di website. Namun latar belakang yang rumit tapi tereksekusi dengan baik dapat meninggalkan pengaruh yang lebih lama bagi pengunjung web.
 
Contoh website dengan latar belakang sehalaman penuh:
Revista VLOV












Eating in Sydney












Alexarts

Tren #6: Branding
Apa yang paling penting untuk sebuah brand adalah mereka harus langsung dikenali oleh orang hanya dengan melihat logonya. Desain web tahun depan akan lebih dipusatkan pada branding. Bukan berarti desain web itu sendiri tidak akan diprioritaskan, tapi kemungkinan besar desain dan branding akan menyatu dan ditampilkan bersama-sama.


Jadi, pemilik brand harus bersiap mewakili citra brand mereka dengan cara yang menarik.

Tren yang disebutkan di atas cuma segelintir dari pendapat para ahli. Kalian punya prediksi lain tentang tren desain web? Siapkah kalian menyambut tren desain web tahun 2013?


Sunday, December 2, 2012

Karir Desain Multimedia

Semua orang punya cita-cita. Mau seremeh atau semustahil apapun, kita semua pasti punya cita-cita dan sedang dalam pengejaran meraih cita-cita itu. Kadang-kadang malah cita-citanya kebanyakan atau gonta-ganti. Waktu TK, cita-cita gue adalah menjadi dokter. Waktu SD, gue pengen jadi astronot. Nah, mulai SMP gue punya cita-cita jadi filmmaker dan cita-cita itu terus gue pertahankan sampe sekarang supaya suatu saat bisa gue capai. 

   Loh tapi kenapa gue malah masuk jurusan desain multimedia? Kenapa gue nggak masuk jurusan perfilman? Kan desain multimedia nggak ada hubungannya sama bikin film?

    Salah.

   Emang gue seharusnya masuk jurusan perfilman, tapi karena banyak yang nggak setuju, jadinya gue masuk sekolah desain. Tapi gue milih multimedia karena ternyata nyambung sama filmmaking. Ternyata desain multimedia juga mempelajari cara mengedit video, menambah special effects, dan lain-lain yang jelas berhubungan dengan post-production sebuah film. 

   Ga cuma itu, orang dengan gelar desain multimedia punya lebih banyak pilihan karir. Multimedia mencakup berbagai bidang pekerjaan termasuk desain web, desain permainan komputer, iklan grafis, animasi dan media baru. Multimedia digunakan di perpustakaan, museum, sistem keamanan, TV kabel, rumah penerbitan, sekolah, pengecer, film, game, pelatihan dan video conferencing.

    Biasanya, orang dengan gelar desain multimedia bekerja sebagai:
  • Desainer multimedia
  • Web designer/developer
  • Animator
  • Software/game developer/programmer
  • IT Support/Helpdesk
  • Penerbit online, baik dari segi editorial atau desain
    Secara garis besar, pekerjaan desainer web meliputi:
  • Merancang & memproduksi CD multimedia & website menggunakan teks, grafik, suara, animasi & video.
  • Membahas persyaratan dengan klien.
  • Prototyping, memberikan rancangan awal cepat solusi untuk klien untuk melihat.
  • Pemrograman, sering menggunakan bahasa pemrograman yang sederhana yang disebut bahasa scripting.
  • Bekerjasama dengan desainer grafis, musisi & produser video mengenai konten.
  • Menyelesaikan proyek tepat waktu & sesuai anggaran.
  • Terus mengupdate perkembangan perangkat lunak & perangkat keras yang cepat.
   

   Desainer web bisa bekerja di pelatihan organisasi, lembaga pendidikan, produsen software pendidikan, konsultan IT, dan hampir setiap perusahaan yang mempunyai situs web.  Web desainer juga bisa menjadi wirausaha dan bekerja freelance.

    Industri animasi berkisar di berbagai segmen industri audio visual termasuk televisi, film, iklan, website dan game komputer. Biasanya pekerjaan pertamanya adalah sebagai asisten produksi atau runner. Supaya bisa berkecimpung di industri animasi, si fresh graduate butuh channel dan harus mengirimkan CV dan portfolio yang berkualitas, nggak kayak CV dan portfolio karyawan biasa. Siapa tau dapet job jadi animator film luar negeri kayak Rini Sugianto, yang menjadi salah satu animator film Tintin: The Secret of the Unicorn dan The Avengers. 

Pada Suatu Ketika & Tintin: animasi garapan orang Indonesia

    Kalo bidang media baru (new media) mencakup segala sesuatu dari ponsel WAP, televisi interaktif, e-commerce, termasuk perusahaan desain web, perangkat lunak rumah, dot.coms, dan perusahaan media.

    Karir di industri desain multimedia bisa jadi sangat kompetitif. Klien mencari desainer yang terlatih, terbuka untuk ide-ide baru, mampu belajar hal baru cepat, dan dapat beradaptasi dengan baik untuk mengubah tren. Klien juga fokus dengan keterampilan tim yang baik dan kemampuan bekerja dalam project teams.

    Jadi, ya, gue masih bisa jadi filmmaker meskipun jurusan gue adalah desain multimedia. Nah, adakah pilihan karir di atas yang merupakan cita-cita kalian? Dan untuk teman-teman mahasiswa, apakah jurusan kalian sesuai dengan cita-cita kalian? 

Sumber:University of Kent (thanks a lot!)

Friday, November 30, 2012

Multimedia: Catatan Pertama

Selamat datang di Multimediology 101. Gue Vindy, mahasiswa desain multimedia yang berusaha menyempatkan diri untuk ngeblog meskipun tugas-tugas gue yang lain begitu cetar membahana dan menumpuk dimana-mana. Dan ya, blog ini gue dedikasikan untuk sharing segalanya tentang desain multimedia dan supaya gue dapet nilai UAS di salah satu kelas gue

    Sebelum gue sharing lebih jauh tentang dunia multimedia, gue mau membahas tentang pengertian multimedia itu sendiri. Intinya: 

Apa sih multimedia? 

 
    Multimedia menurut Wikipedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Jadi singkatnya, multimedia adalah segala konten yang merupakan gabungan dari format-format tersebut. Misalnya, film, yang merupakan gabungan video, suara, bahkan teks; atau website, yang bisa berisi semua format tersebut.

Apa aja jenis-jenis multimedia?
    Multimedia secara luas dapat dibagi ke dalam kategori linear dan non-linear. Perbedaan utamanya adalah bahwa multimedia linear tidak memiliki kemampuan navigasi apapun. Multimedia linear akan berjalan dari awal sampai akhir tanpa variasi. Sebaliknya, multimedia non-linear tidak mengikuti struktur satu arah sehingga memungkinkan gerakan bebas di sekitar semua aspek multimedia dalam urutan apapun. Multimedia non-linear memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan kontennya. Elemen interaksinya dapat berupa suara, mouse click, entri teks, layar sentuh, pengambilan video, atau presentasi langsung. Film dan animasi adalah contoh multimedia linear, sedangkan game dan internet adalah contoh multimedia non-linear. 

    Ada kelebihan dan kekurangan untuk kedua kategori multimedia tersebut. Cara yang paling efektif untuk pendekatan multimedia adalah dengan menggunakan kedua kategori ketika kontennya sesuai. Kalo multimedia itu distrukturkan dengan benar, maka konten multimedia itu dipastikan akan tampil dengan efektif. 

    Penggunaan multimedia dapat ditemukan di berbagai bidang, termasuk, namun tidak terbatas pada, iklan, seni, pendidikan, hiburan, teknik, kedokteran, matematika, bisnis, penelitian ilmiah, dan aplikasi temporal spasial.

Yang bisa dianggap multimedia itu kayak apa?
Gue sempet baca-baca di website Cardiff School of Computer Science & Informatics, disitu dijelasin tentang sistem multimedia. Pertama-tama, multimedia memiliki empat karakteristik dasar, yaitu:
  1. Sistem multimedia harus dikendalikan oleh komputer.
  2. Sistem multimedia harus terintegrasi
  3. Informasi yang mereka tangani harus ditampilkan secara digital. Jadi, isinya cuma bisa kita lihat melalui komputer atau media yang lain, bukannya dicetak. 
  4. Antarmuka untuk presentasi media biasanya interaktif. Jadi, multimedia linear mungkin tidak dianggap sebagai sistem multimedia yang seharusnya.

Susah dong bikin konten multimedia?
     You have no idea. Tantangan dari pembuatan konten multimedia itu adalah penggabungan dari format-format yang berbeda menjadi kesatuan yang dapat dinikmati secara utuh. Sistem multimedia mungkin harus merender berbagai format pada saat yang sama. Untuk melakukan ini dibutuhkan aplikasi yang tepat dan kemampuan teknik menggunakan aplikasi yang benar dan efektif.
 
     Selain itu, dibutuhkan sinkronisasi yang benar antara format yang satu dengan yang lainnya. Kalo nggak sinkron, yang ngeliatnya bisa pusing. 

    Tantangan selanjutnya adalah penyimpanan data. Data multimedia yang dihasilkan bakalan gede banget, bisa puluhan megabyte. Mau disimpen dimana coba? Kalo disimpen di komputer semua, bisa lemot komputernya. Thank God, flashdisk mulai nambah gede juga memorinya. Walaupun ukurannya sama, flashdisk udah bisa ditemukan dengan memori 8 GB, 16 GB, 32 GB. Terus harddisk external juga udah mulai booming, dengan memori sampe 1 TB bahkan lebih. 


   Tapi itu artinya para desainer multimedia atau calonnya, seperti gue, harus ngeluarin uang lebih banyak supaya semua hasil karya mereka bisa disimpen dong? Ngga juga. Let us be grateful of the invention of... file hosting service! Itu loh, yang kayak Rapidshare, Mediafire, Megaupload, dan kawan-kawan. Selain nyimpen data kita, kita juga lebih gampang sharing data itu ke orang-orang, misalnya klien. Tinggal upload, copy URL, kasih deh URL itu ke orangnya. Mereka tinggal download dan langsung masuk ke komputer mereka.
 
     Selain itu, urusan data bisa diapain lagi? Dicompress juga bisa. Dengan begitu, datanya ngga akan makan banyak memori.

Kalo gitu, komputernya harus punya apa aja supaya bisa nunjang pembuatan multimedia? 
  1. Daya pengolahan yang sangat tinggi. Jelas, supaya bisa menangani pengolahan data yang besar dan pengiriman media secara real-time.
  2. Sistem File yang bisa menampilkan multimedia. Ini diperlukan untuk bisa menampilkan media. Percuma kalo udah bisa bikin, tapi nampilinnya ga bisa.
  3. Format file yang mendukung multimedia. Format filenya harus mudah untuk ditangani, tapi juga memungkinkan untuk dicompress/decompress dalam waktu singkat.
  4. Efisien dan I/O tinggi. Input dan output ke subsistem file harus harus efisien dan cepat.
  5. Operation System yang khusus. OSnya harus canggih, untuk memungkinkan akses ke file sistem dan proses data secara efisien dan cepat.
  6. Penyimpanan dan memori. Kita butuh unit penyimpanan yang besar (minimal 50 GB) dan memori besar (minimal 50 MB). Cache yang besar juga diperlukan.
  7. Jaringan internet.
  8. Software tools. Tools yang user-friendly diperlukan untuk menangani, mendesain, mengembangkan, dan menampilkan media.

    Sekian catatan introduction gue kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat kalian. Kalo ada pertanyaan, saran, kritik, atau request, komen aja di bawah. Until next blog :)